Minggu, 26 Juli 2009

Pengajaran spresiasi sastra di sekolah-sekolah selama ini berlangsung membosankan sehingga tidak berlebiha bila divonis gagal.

Siswa tidak dijak untuk memahami dan agumi keagungan nilai-nilai kemanusian yang terkandung dalam karya-karya sastra, melainkan sekedar dicekoki teori-teori hafalan, seperti nama-nama sastrawan berikut hasil karya mereka.

Kondisi pengajaran sastrasemacam itu tentunya mematahkan tujuan pengajaran sastra itu sendiri, yaitu yang sebenernya untuk mencerdaskan emosional dan spiritual siswa. Mengapresiasi sastra pada hakikatnya belajar tentang hidup dan kehidupan karena karya-karya sastra merupakan refleksi pengalaman psikis manusia. Melalui karya sastra dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung didalamnya itulah para siswa memperoleh “santapan batin” untuk memperhalus budi serta memperkaya batin dan hidup.

Seiring dinamika peradaban, sastra menjadi semakin penting untuk disosialisasikan dalam institusi peendidikan. Mengingat peranannya yang telah terbukti cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang.

Dengan apresiasi sastra yang memadai, para siswa diharapkan dapt tumbuh menjadi manusia berpendidikan yang mampu bersaing ditengah globalisasi dengan sikap arif, matang dan dewasa.

0 komentar:

Posting Komentar