Minggu, 26 Juli 2009

NARKOBA TERNYATA MENULAR

Narkoba ternyata menular. Tapi cara penularanya tidak seperti penyakit lain. Penularan narkoba lewat rayuan. Kita dirayu pemaki atau penjual narkoba supaya memakai narkoba.

Katanya sih, biar gaul and funky. Padahal, itu semua bohong! Nah, kalau berhasil dirayu dan jadi pemaki narkoba, dia akan merayu lagi teman di rumah atau di sekolah pemakai narkoba juga. Kalau nggak kuat menahan rayuan, lama-lama pengguna narkoba makin banyak. Makanya,supaya nggak tertular narkoba, kalua ada yang nawarin, cukup katakan TIDAK!!!!

Mereka dikenalkan beberapa jenis narkoba yang paling sering diperdagangkan, yaitu putauw atau heroin, morfin, ekstasi, amfetamin atau sabu-sabu, ganja dan mushroom atau jamur. Semua jenis narkoba itu menyerang otak. Bila terlalu lama memakai, otak bisa rusak. Hasilnya, kita tidak bisa brfkir lagi. Hayo, siapa yang mau????

Heroin atau putauw menyerang otak belakang. Otak ini bertugas mengatur pernapasan dan daya ingat manusia. Kalu terlalu sering menggunakan narkoba, napas jadi terengah-engah. Akibatnya, bisa meninggal dunia. Morfin juga sama sasarannya otak.

Pengajaran spresiasi sastra di sekolah-sekolah selama ini berlangsung membosankan sehingga tidak berlebiha bila divonis gagal.

Siswa tidak dijak untuk memahami dan agumi keagungan nilai-nilai kemanusian yang terkandung dalam karya-karya sastra, melainkan sekedar dicekoki teori-teori hafalan, seperti nama-nama sastrawan berikut hasil karya mereka.

Kondisi pengajaran sastrasemacam itu tentunya mematahkan tujuan pengajaran sastra itu sendiri, yaitu yang sebenernya untuk mencerdaskan emosional dan spiritual siswa. Mengapresiasi sastra pada hakikatnya belajar tentang hidup dan kehidupan karena karya-karya sastra merupakan refleksi pengalaman psikis manusia. Melalui karya sastra dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung didalamnya itulah para siswa memperoleh “santapan batin” untuk memperhalus budi serta memperkaya batin dan hidup.

Seiring dinamika peradaban, sastra menjadi semakin penting untuk disosialisasikan dalam institusi peendidikan. Mengingat peranannya yang telah terbukti cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang.

Dengan apresiasi sastra yang memadai, para siswa diharapkan dapt tumbuh menjadi manusia berpendidikan yang mampu bersaing ditengah globalisasi dengan sikap arif, matang dan dewasa.

;;